• Home
  • Home
  • Home

Jumat, 20 Januari 2012

Fasilitas Super Mewah DPR, untuk (Si)apa?


Fasilitas Super Mewah DPR, untuk (Si)apa?
Kecewa!! Itulah yang saat ini saya rasakan (mungkin juga sebagian besar rakyat Indonesia). Bagaimana tidak? Untuk kesekian kalinya beberapa “oknum” wakil rakyat kembali berulah.
Baru-baru ini Badan Anggaran DPR membangun sebuah ruang rapat yang sangat mewah. Diperlukan dana sekitar 20,3 miliar rupiah untuk membangun sesuatu yang hampir tidak ada gunanya tersebut. Bahkan khusus kursi dalam ruangan rapat tersebut, didatangkan langsung dari Jerman dan per buahnya ditaksir berharga 24 juta rupiah. Untuk apa? Kursi semahal itu hanya akan nganggur. Ruangan semewah itu sangat tidak sebanding dengan kinerja DPR yang angin-anginan. Untuk apa membangun ruangan yang terkesan berlebihan, jika pada saat rapat kerja hanya sebagian anggota DPR yang datang? Mengapa harus mendatangkan kursi dari Jerman? Padahal kursi buatan Jepara jauh lebih bagus dan harganya lebih terjangkau. Lalu apa realisasi imbauan pemerintah “cintai produk-produk dalam negeri”? Sedangkan mereka sendiri masih sangat “mencintai” produk-produk asing!
Ada lagi “tindakan konyol” yang dilakukan oleh wakil kita disana, yaitu anggaran pembuatan kalender yang sangat tidak masuk akal. Khusus kalender, DPR menganggarkan dana 1,3 miliar rupiah untuk 15.900 kalender dinding dan 1.700 kalender meja. Sekarang mari kalkulasi apakah anggaran sebesar itu “wajar”. Untuk kalender dinding kualitas terbaik, beberapa percetakan yang ada di Jakarta mematok harga antara Rp 10.000 – Rp 12.000/buah. Sedangkan untuk satu kalender meja kualitas wahid, dibanderol sekitar Rp 20.000. Jika dikalikan dengan jumlah kalender yang dibutuhkan, maka dana yang dibutuhkan tidak lebih dari 200 juta rupiah. Sedangkan dana yang dianggarkan sebesar 2 miliar rupiah. Lalu kemana sisanya? Masuk “kantong” siapa sisa dana sekitar 1,1 miliar rupiah itu? Saya rasa, kita semua sudah tahu jawabannya.
Sebenarnya jika kinerja pemerintah atau wakil rakyat bagus, masyarakat tidak akan banyak berkomentar soal fasilitas mewah yang diberikan kepada mereka. Karena sudah menjadi sebuah kewajaran fasilitas mewah akan berbanding lurus dengan kinerja yang optimal. Namun, yang terjadi saat ini kinerja pemerintah (DPR) sangat jauh dari ekspektasi yang diharapkan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap DPR yang semakin merosot. Berangkat dari fakta tersebut, patutkah DPR diganjar fasilitas mewah? Apakah pantas DPR membangun ruangan seglamor itu? Perlukah anggaran kalender yang terkesan berlebihan tersebut?
Sedangkan diluar “lingkaran setan” kekuasaan mereka, masih banyak rakyat yang hidup memprihatinkan. Mereka makan dengan lahapnya, tanpa merenung apakah orang lain juga bisa makan nikmat seperti dirinya. Mereka bisa tidur di kasur yang empuk, tanpa memikirkan apakah masih ada yang tidur di kolong jembatan atau emperan toko. Mereka membangun bangunan yang super mewah, sedangkan masih banyak rakyat tinggal di rumah reot yang lebih pantas disebut sebagai kandang ayam. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan dan terhormat, tanpa memikirkan apakah masih ada sesamanya yang mengais rezeki dari sampah, got-got, atau tempat kumuh lainnya. Rasanya wakil rakyat kita harus berkaca dari kenyataan tersebut. Seharusnya mereka bisa menjadi wakil bagi rakyat yang memilihnya. Seharusnya! Mereka harus ingat, tanpa “wong cilik” mustahil bisa berada di tampuk kekuasaan seperti sekarang ini. Mereka juga harus merealisasikan “janji” manis yang dilontarkan dahulu saat kampanye. Mereka harus mementingkan urusan rakyat, bukan mementingkan dirinya sendiri.
Ya, saat ini kita hanya bisa berharap nurani mereka terketuk. Semoga harapan tak menjadi sekedar harapan.

Negeri Para Bedebah
Karya:Adhie Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Website Templates by Body Fat Caliper, Christmas Dress