• Home
  • Home
  • Home

Minggu, 20 Januari 2013

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)Judul pos


Depan Pasar Turen

*M.G. Kurniawan
Dibilang kecewa, pasti kecewa
Siapa yang bisa menahan amarah
Ketika janji tidak lebih harum dari sampah?
Ini bukan masalah apa yang akan kau beri untukku
Ini bukan menyoal apa yang ingin ku beri untukmu
Ini masalah janji
Janjimu padaku
Janjiku padamu, dan
Janjiku pada teman-temanku
Aku cuma manusia
Marah pasti ada
Hanya, aku coba maklum lah
Mungkin ada urusan lain yang lebih berharga
Ketimbang janji yang kau anggap sampah
Yang perlu kamu tahu
Sebelum maaf meluncur deras dari lidah busukmu
Aku sudah memaafkan
Urusan kita beres kan?
Terima kasih

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)


“Dia” (Bukan) Tuhan

*M.G. Primadana
setan
#Iku BuDe daginge akeh,
tapi rasane pait
/Selain pait, yo haram.
daginge babi, getihe anggur
malaikat
#Meminum keringat air mata kaum melarat
Memakan urat nadi golongan termarjinalkan
Apa namanya dia kalau bukan bangsat?
Apa lagi kalau bukan bajingan?
/Bukan bajingan, bukan juga bangsat
“Dia” hanya merelakan jiwanya pada setan,
dan akhirnya sesat
#Dan nyatanya “Dia” lebih jahanam dari setan
Setan tidak memakan sesama setan.
Tapi “Dia” merenggut, merebut, dan mencabut
Saripati kehidupan rakyat
Nyatanya kita semua setan
/Tinggal pilih, mau jadi apa?
setan baik, setan unyu, setan imut, setan alay
setan labil, setan durhaka, atau
Yang sebenar-benarnya SETAN?
Hidup selalu menyoal pilihan
Tidak memilih, itu juga pilihan
Artinya Anda memilih menjadi setan apatis!
#Setan yang nampak anggun berbalut seragam parlente
Duduk nyaman di kursi empuk”Mu”
Terbahak sampai tergelak melihat kami menggertak
Tawa”Mu” bau bangkai, dari sisa jasad yang mati “Kau” tikam
Jelas terselip, robekan nasib diantaranya
Gigi-gi taring”Mu” yang menjijikkan
setan
Bukan soal parlente atau kere
Ini dosa yang tak lagi sepele
Bagaimana bisa “Dia” menari saat harusnya mengabdi?
Bagaimana bisa “Dia” mengelak saat seharusnya tegak?
Benar-benar sengak!!
Jika disini peranku sebagai Tuhan, akan ku titahkan jutaan gagak
Untuk memungut sisa tulang-tulangnya yang retak.
Tertindih senyum”Nya” yang tergeletak
ALLAH
Jangan biarkan iblis laknat bersetubuh, beranak pinak, tumbuh dan mengakar
mencengkeram Kita
Aku bukan Tuhan
Namun Tuhan adalah Aku
Ada dalam diri-Ku, memeluk-Ku

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)Judul pos


PECH

*M.G. Kurniawan
Jancok!! Raimu suwi tenan tekoe
Kan aku wes nggacor, lek wes tak sms
Susulen aku cok!!
Cok!! Gara-gara raimu aku koyok wong goblok ndek kene
5 menit berselang
“Sepurane beh, aku keudanan”
Ya ampuuuunnn, adakno aku suudzan
Aku seng sepurane beh,
I JANCOK YOU

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)


Mahatari

*M.G. Kurniawan
Setelah 350 tahun
Inilah karya yang mereka bangun
Dengan peluh pribumi
Dengan kerja tak kenal hati
Bukan sekadar soal menjarah
Ini tentang sejarah
Jangan selalu anggap mereka setan
Walau itu benar adanya
Bahkan setan pun memikirkan masa depan kita,
Indonesia!!
Kaku, lugas, tak kenal kompromi
Khas kompeni
Bahkan setelah berabad-abad
Masih mengabdi khidmat
Matanya lentik
Parasnya cantik
Senyumnya menggelitik
Benar-benar penuh intrik
Khas arca bangsa licik
Seolah menyatu dengan swargaloka
Seperti sudah kenal lama
Padahal baru satu detik lalu Tuhan mengiyakan
Kalau bukan takdir
Ini pasti sebuah skenario getir
Yang disusun dari kertas usang nan satir
Yang dirupa putih tersihir
Oh... Mahatari
Oh... Mahatari
Oh... Mahatari
Kau mengingatkan kami
Akan cinta yang tersimpan rapi
Pada laci sesak memori

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)


Hari Raya Haji

*M.G. Kurniawan
Lagi-lagi masih di jalur besi
Melihat dan menilik langkah gontai
Inspirasi
Guratan kelu parasmu
Menancap tepat di ulu hatiku
Begitu menenangkan, teduh
Polos wajahmu lugu
Khas manusia yang belum punya pengaruh
Namun... lucu
Tetes peluhmu menganak sungai
Melukiskan betapa hatimu permai
Nafkah, tak pernah lalai
Benar-benar menantang
Hijabmu begitu jalang
Apa menariknya perempuan telanjang
Masih dengan hamparan hijau
Mendengar dan terngiang
Gesekan peluru kemarau
Parau

Risalah 1433 Hijrah (Tentang Tuhan, Agama, dan Kekasih-Nya)


Let's Say it's From My Mom

*Irene Kurniawan

Hallo Mam?
How are you? Fine, right?
I just wanna tell you about something
I just wanna say that i love your daughter so damn much
Everydays, everyhours, everysminutes, everyseconds
More, more, more, and more
Now Mam!!
In front of your grave, i promise
I promise that i will protect her
I will protect your lovely sign
With all of my power
my mind, and
my heart too
I promise Mam!!

Buat Niluh


Sepotong Bulan di Leher Patung

*M.G. Kurniawan


Bukan karena kau  menawan
Lantas hatiku tertawan
Nyatanya wajahmu sama sekali tak rupawan

Bukan karena kau ramah
Lantas jiwaku terjamah
Nyatanya kau wanita pemarah

Bukan pula karena kau sama
Lantas aku terpana
Nyatanya kau berbeda

Pernahkah kalian berfikir,
Mengapa Tuhan menciptakan masing-masing dari kita berbeda?

Pernahkah kalian berfikir,
Mengapa Tuhan menciptakan masing-masing dari kita tak sama?

Pernahkah kalian berfikir?

Tidak perlu kau jawab kawan, dua pertanyaan bodoh diatas
Karena sesungguhnya Tuhan Maha Adil
Tuhan menciptakan kita semua sama
Tuhan tak pernah menginginkan kita berbeda

Lalu mengapa ada perbedaan?
Tepat!
Kita sendiri lah yang membuat perbedaan itu ada
Kita sendiri yang memilih jalan masing-masing
Kita sendiri yang memilih jalur menuju Tuhan
Kita sendiri yang memilih
Kita sendiri yang memilih

Sekarang justru perbedaan yang manusia ciptakan sendiri
Membuat batasan-batasan absurd
Seolah ada dinding baja tinggi besar yang menghadang

Manusia saling membunuh dengan alasan berbeda keyakinan
Manusia saling memfitnah dengan alasan berbeda kepentingan
Manusia saling mencaci dengan alasan berbeda suku bangsa

Bukan ini!
Bukan ini yang Tuhan mau!

Tuhan membebaskan kita memilih jalan masing-masing
Tuhan membebaskan kita berbeda
Tuhan memberi lima pilihan jalan hidup
Tuhan memberi lima pilihan benua untuk ditinggali
Kebebasan yang Tuhan berikan
Bukan berarti kita boleh seenak jidat buat keputusan

Lalu mengapa kalian cerca aku
Ketika bibir ini mengucap cinta kepadanya?
Apa yang salah?
Karena dia berbeda?
Apa karena dia menyembah patung?
Atau karena otak kalian sudah bobrok?

Cobalah renungkan!
Ini hidup siapa yang menjalani?
Kalau terjadi apa-apa siapa yang menanggung?
AKU! BUKAN KALIAN!

Lantas mengapa kalian bersikap seolah hidupku ada di tangan kalian?
Mengapa kalian bersikap seolah paling berhak menentukan mana baik mana buruk?
Tuhan yang berhak atas hidupku
Tuhan yang berhak tentukan mana baik mana buruk

Persetan dengan sumpah serapah
Omong kosong soal benar dan salah
Omong kosong soal keyakinan
Persetan dengan moral
Omong kosong soal kepatutan
Persetan dengan kalian
Omong kosong soal keyakinan

Aku mencintainya
Aku mencintainya

Dan kelak jika waktunya telah datang
Akan kukalungkan sepotong bulan di leher patung yang menggantung

Rabu, di Penghujung Mei
 
Website Templates by Body Fat Caliper, Christmas Dress