• Home
  • Home
  • Home

Minggu, 20 Januari 2013

Pelipur Lara bagi Jakarta


Balada Kolam Raksasa

*M.G. Kurniawan

Ada satu titik dimana manusia berada pada ketidakberdayaannya sebagai hamba
Benar-benar tidak berdaya
Diamuk alam, ditelan kelam
Menggigil dalam balutan selimut lusuh
Mengadu pada langit kosong
Mematung di depan istana reyot
***
Lantas beberapa petinggi negeri ini berbondong-bondong turun ke jalanan
Seperti anak kecil yang riuh rendah menyerbu pasar malam
Bersahut-sahutan, saling berebut paling nyaring
Di depan kilatan cahaya kamera media, menyuarakan rakyat harus dibantu
Rakyat tidak boleh dibiarkan menderita
Dan masih banyak lagi, sangat lihai mereka bersilat lidah
Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter
Ada balita yang harus diselipkan dalam bak mandi
Dibawa menuju tempat yang lebih aman
Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter
Ada seorang anak yang terseret derasnya arus sungai
Mati!!
Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter
Seorang ibu-ibu dengan suara ringkihnya berteriak
Kami sangat lapar, seharian hanya mendapatkan satu nasi bungkus itu pun basi!”
Masya Allah!!
***
Inilah saat dimana gerobak kayu lebih bernilai daripada mobil mewah
Inilah saat dimana perahu karet lebih gagah daripada kapal tempur
Inilah saat dimana semua serba terbalik
***
Ada benarnya juga syair Ebiet
Alam mulai enggan bersahabat dengan kita, manusia
Mungkin mereka terlalu banyak kita sakiti
Terlalu sering kita koyak
Terlalu lama kita gerogoti
Maka, jangan heran kalau mereka murka
Milyaran meter kubik air digelontorkan
Karena memang rumah mereka sudah kita sulap jadi vila
Jutaan hektar tanah dilongsorkan
Karena memang penyangga mereka kita tebang jadi kebun teh
Kalau masih saling menyalahkan, kapan akan selesai?
Kalau masih sibuk berkomentar, kapan menindak konkrit?
Tutup rapat mulutmu, ikat kuat lidahmu!
Mulai gunakan tangan dan kaki untuk bergerak
Bergerak kembali pada yang seharusnya
Kembali bercumbu mesra dengan alam
Kita perlu membelai lembut mereka
Agar mereka tidak mencekik kencang leher kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Website Templates by Body Fat Caliper, Christmas Dress