Sepotong Bulan di Leher Patung
*M.G. Kurniawan
Bukan karena kau menawan
Lantas hatiku tertawan
Nyatanya wajahmu sama sekali tak rupawan
Bukan karena kau ramah
Lantas jiwaku terjamah
Nyatanya kau wanita pemarah
Bukan pula karena kau sama
Lantas aku terpana
Nyatanya kau berbeda
Pernahkah kalian berfikir,
Mengapa Tuhan menciptakan masing-masing dari kita berbeda?
Pernahkah kalian berfikir,
Mengapa Tuhan menciptakan masing-masing dari kita tak sama?
Pernahkah kalian berfikir?
Tidak perlu kau jawab kawan, dua pertanyaan bodoh diatas
Karena sesungguhnya Tuhan Maha Adil
Tuhan menciptakan kita semua sama
Tuhan tak pernah menginginkan kita berbeda
Lalu mengapa ada perbedaan?
Tepat!
Kita sendiri lah yang membuat perbedaan itu ada
Kita sendiri yang memilih jalan masing-masing
Kita sendiri yang memilih jalur menuju Tuhan
Kita sendiri yang memilih
Kita sendiri yang memilih
Sekarang justru perbedaan yang manusia ciptakan sendiri
Membuat batasan-batasan absurd
Seolah ada dinding baja tinggi besar yang menghadang
Manusia saling membunuh dengan alasan berbeda keyakinan
Manusia saling memfitnah dengan alasan berbeda kepentingan
Manusia saling mencaci dengan alasan berbeda suku bangsa
Bukan ini!
Bukan ini yang Tuhan mau!
Tuhan membebaskan kita memilih jalan masing-masing
Tuhan membebaskan kita berbeda
Tuhan memberi lima pilihan jalan hidup
Tuhan memberi lima pilihan benua untuk ditinggali
Kebebasan yang Tuhan berikan
Bukan berarti kita boleh seenak jidat buat keputusan
Lalu mengapa kalian cerca aku
Ketika bibir ini mengucap cinta kepadanya?
Apa yang salah?
Karena dia berbeda?
Apa karena dia menyembah patung?
Atau karena otak kalian sudah bobrok?
Cobalah renungkan!
Ini hidup siapa yang menjalani?
Kalau terjadi apa-apa siapa yang menanggung?
AKU! BUKAN KALIAN!
Lantas mengapa kalian bersikap seolah hidupku ada di tangan kalian?
Mengapa kalian bersikap seolah paling berhak menentukan mana baik mana buruk?
Tuhan yang berhak atas hidupku
Tuhan yang berhak tentukan mana baik mana buruk
Persetan dengan sumpah serapah
Omong kosong soal benar dan salah
Omong kosong soal keyakinan
Persetan dengan moral
Omong kosong soal kepatutan
Persetan dengan kalian
Omong kosong soal keyakinan
Aku mencintainya
Aku mencintainya
Dan kelak jika waktunya telah datang
Akan kukalungkan sepotong bulan di leher patung yang menggantung
Rabu, di Penghujung Mei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar