• Home
  • Home
  • Home

Rabu, 07 September 2011

Lesu, Wajah Indonesia Kini

Lesu, Wajah Indonesia Kini



“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.”

            Sepenggal lirik lagu Koes Plus diatas lebih dari cukup untuk menggambarkan betapa kaya Indonesia. Negara dengan 13.000 pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Negara dengan luas hutan 133.300.543,98 ha. Ini mencakup kawasan suaka alam, hutan lindung, dan hutan produksi. Negara yang menklaim memiliki tanah paling subur di dunia, dan memang terbukti. Negara dengan cadangan gas alam terbesar di dunia, sebesar 170 trilyun kaki kubik. Dan masih banyak lagi kekayaan yang terkandung di bumi pertiwi.

Tetapi apa yang terjadi sekarang ? Kemiskinan, Kebodohan, KKN, Konflik horizontal, seperti sudah menjadi hal wajar di Indonesia. Menurut survey Freedom Barometer Asia 2010, Indonesia menempati peringkat ke-6 negara terkorup di dunia. Bahkan lembaga survey internasional lain menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup se-Asia Pasifik. KPK, melalui ketuanya mengatakan total kerugian negara akibat korupsi mencapai angka 96 trilyun rupiah, dan hanya sekitar 7,9 trilyun yang berhasil diselamatkan KPK. Wow ! angka yang fantastis untuk ukuran negara berkembang seperti Indonesia. Mungkin angka itu bisa bertambah seiring dengan beberapa kasus korupsi yang mulai terkuak.

Di bidang pendidikan, wajib belajar sembilan tahun masih sebatas pepesan kosong. Masih banyak masyarakat khususnya di daeerah pinggiran yang hanya lulusan Sekolah Dasar. Kebanyakan dari mereka menjadikan keadaan ekonomi sebagai alasan untuk tidak menuntut ilmu. Para orang tua lebih condong mengarahkan anak-anaknya untuk bekerja daripada mengenyam bangku sekolah. Tidak heran bila angka buta huruf di Indonesia menembus angka 9,1% atau sekitar 20 juta orang dari total penduduk Indonesia. Memprihatinkan, itulah kata yang tepat untuk merepresentasikan keadaan bangsa kita saat ini.

Dahulu, bangsa kita terkenal akan kerukunan antar umat beragama. Semua orang bebas untuk memeluk agama dan menjalankan ibadahnya masing-masing. Namun sekarang yang terjadi adalah semakin banyak oknum yang melakukan kekerasan atas nama agama. Mereka dengan seenak jidatnya membunuh orang, melakukan aksi bom bunuh diri atas nama jihad fisabilillah, merusak fasilitas ibadah agama lain, dan mengecap kafir orang di luar keyakinannya. Bom Bali I dan II, Bom JW Marriot, Bom Kantor Kedubes Australia, Konflik Ambon, Konflik Poso, adalah bukti bahwa kerukunan beragama kita sudah semakin merosot.

Dengan segala permasalahan yang mendera bangsa kita, pertanyaannya apakah Indonesia bisa pulih dan menjadi bangsa yang disegani seperti dahulu ? Jawabannya, Ya ! Jelas kita harus dan pasti bisa. Untuk itu harus dibangun sinergi antara pemerintah dan rakyat dengan berdasar Pancasila dan UUD 1945. Kita bisa kok memberantas korupsi. Kita mampu kok mengentas kebodohan dan kemiskinan. Kita bisa kok membangun hubungan harmonis antar umat beragama. Saya yakin karena Indonesia memiliki semua potensi untuk melakukan perbaikan di segala bidang. Kita sebagai manusia hanya mampu berusaha dan berdoa, pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan.





Kibarkan Merah Putih di puncak tertinggi
Tancapkan tiangnya
Di tiap jengkal sudut hati pemilik negeri
Balutlah luka jiwa yang merana
Tancapkan tiangnya
Di tiap jengkal sudut hati pemilik negeri
Rangkul raga dalam perbedaan
Bersatu di deretan khatulistiwa
Genggam jiwa dalam kebersamaan
Bersama kita jaga indahnya Indonesia




1 komentar:

  1. wah, ulasan singkat yang menarik. Indonesia sdg mengalami keterpurukan akibat oleh; krisis moral dan krisis agama. dan jg bnyk masyarakat, khususnya di daerah2 terpencil dan jg yg kurang pendidikan. lbh mengutamakan anarkisme dan otot mereka daripada menggunakan otak mrk. dan jangan lupakan musuh utama bangsa ini.. KEMISKINAN .

    BalasHapus

 
Website Templates by Body Fat Caliper, Christmas Dress