" duh aduh enake, duh aduh senenge, jadi siswa smanisdaaaaaaaa "
Intro :
PSB SMA Negeri 1 Sidoarjo tahun 2008 diumumkan ! Ga nyangka. nama ku ada diantara 280 siswa yang beruntung masuk SMA terfavorit di Sidoarjo ini. dan aku masih inget betul, waktu itu aku ada di urutan 83 ! Kaget, seneng, dan perasaan ga percaya campur aduk jadi satu. Bayangin coba, aku yg SMP jarang belajar ( g pernah lebih tepatnya ), maniak band, pacaran terus, eh tiba-tiba keterima di Smanisda. Alhamdulillah, , seketika itu aku langsung sujud syukur. Tuhan memang Maha Pemurah. :)
Lagu :
Mulai siap-siap, , dari seragam, alat tulis, dan yang paling penting MENTAL. Dari awal aku udah diwanti-wanti buat serius belajar di SMA ini. . buat buktiin kalau Smanisda ga salah nerima aku jadi muridnya. hehehe
Hari pertama masuk sekolah, kami angkatan 2008 disambut bak seorang artis ( pake dikasih bunga mawar segala, hahaha). masih inget betul, aku masuk Gerbang Smanisda bareng Rosyd sama Ujek. sampai-sampai waktu itu ada guru yang bilang " wah ada trio cebol ini, kalian beneran udah SMA kan ? " sakit hati ini. sakiiiittttt. . ckckck
Pembagian kelas pun dimulai, dan aku masuk kelas X-9. setelah muter-muter area sekolah akhirnya ketemu juga tuh kelas. huft
ternyata aku sekelas sama temen SD ku dulu ( Teddy & Bayu ). ditambah beberapa anak dari Spentigda juga, , buat aku nyaman di kelas ini, seenggaknya ada banyak yang udah kenal akrab. sepintas aku lirik sana-sini, siapa aja yang bakal jadi teman seklas ku minimal 1 tahun ke depan. setelah perkenalan, inilah anggota X-9 : Marda, Fadhil, Simon, Rosyd, Ujek, Aken, Enda, Teddy, Dhany, Bayu, Fajar, Kadir, Nadya, Desi, Vina, Intan, Hilman, Artha, Yuan, Giusti, Shinta, Bebe, Inaya, Anisah, Aninda, Sari, Aden, Dinda, Diva,Winda, Kukuh, Aliph Desi, Cagak, Cimol,Nopek dan tentunya anak paling ganteng se-Smanisda Raya : GUNTUR. hahaha
Reff:
Hari-hari kita lalui dengan canda tawa bareng, ngeres-ngeresan bareng, nyanyi sambil gitaran bareng ( kadang kedengeran sampai kamar mandi depan masjid ), keluar bareng, remidi bareng hahaha, pokoknya ga ada waktu yg terlewat tanpa kebersamaan. kita sering ngadain acara bakar jagung, dan sempet ada kejadian dimana aku marah sama semua anak di X-9, tapi yaudahlah. g lengkap rasanya kalau hidup tanpa konflik. :)
Sempet ada kejadian lucu, menarik, konyol waktu di Asean ( Anak Sepuluh Sembilan ), mungkin kalian masih inget :
- Waktu pelajaran Sejarah yang diajar Alm. Ibu Triyasih. kebetulan Sejarah tepat setelah jam Olahraga, jadinya agak-agak males gitu deh. dan aku yang ga tahan pengen tidur, bilang ke rosyd : "syd, engkok lek gurune teko tangikno aku yoo", rosyd jawab : " ok sante ae ".
seeeerrrr, akhirnya aku tidur dengan nyenyaknya di bangku paling belakang. lagi enak-enaknya tidur, eh Bu Triyasih masuk kelas. Aku ga tau kalau beliau udah masuk, tau sendiri kan kebo kalo lagi tidur kaya gimana ? ckckck. ditambah lagi rosyd lupa sama pesan ku tadi, ealah syd syd gurung tuek wes pikun. :p
menurut cerita anak-anak Bu Triyasih awalnya juga ga tau kalo dibelakang ada aku yang lagi tidur. Pelajaran sempet berjalan beberapa saat. Sampai pada akhirnya beliau keliling kelas.
nah. . sampai di bangkunya Fadhil ( bangku depan ku pas ). Fadhil lagi nggambar dan berkata " ealah iki ko' ngene, wayahe Sejarah tambah nggambar ". Kemudian beliau meneruskan perjalanannya ke belakang menuju tempat dimana aku tidur. dan...............beliau berkata " Loh, iki tambah ngene. ayo tangi-tangi " sambil menepuk-nepuk wajahku. diikuti tawa tanpa dosa dari anak sekelas. Sial ! aku ketiduran. dalam keadaan setengah sadar aku meracau " maaf bu saya tadi habis dibius sama Marda, jadinya ketiduran deh " ckckck, rosyd ngomong " sepurane tur, aku lali nangikno awakmu ".
telat syd syd. .
Interval :
dan masih banyak tentunya kejadian-kejadian yang ga bakal aku lupain. kalian ( ASEAN ) udah ngebuktiin omongan banyak orang kalau masa paling seru itu masa SMA. aku bakal kangen sama kalian semua rek, , kalian sahabat sekaligus keluarga pertama ku di Smanisda. Maaf ya kalau aku pernah buat salah ke kalian, dan terima kasih banyak atas semua kenangan indah yang udah kalian kasih ke aku. . :)
"Persahabatan itu seperti Tangan dengan Mata. Ketika Tangan terluka, Mata pun akan ikut menangis. Dan saat Mata menangis, Tangan lah yang akan menyeka air Mata itu."
Selasa, 23 Agustus 2011
Kamis, 18 Agustus 2011
Harmony in Diversity
HARMONY IN DIVERSITY
Keselarasan dalam keberagaman. Ya, jargon itulah yang hingga kini menjadi pemersatu Indonesia. Atau yang lebih akrab disebut Bhinneka Tunggal Ika. Betapa tidak, lima agama, ratusan suku, ratusan aliran kepercayaan, ratusan ras, dan lainnya menyatu dalam satu negara bernama Indonesia.
Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk dan ciri yang berbeda-beda. Baik itu dilihat dari segi fisik ataupun sifat. Ada yang berbadan tinggi jangkung, adapula yang pendek. Ada yang berkulit putih, ada juga yang berkulit hitam. Untuk apa kita berbeda ? Jawabannya hanya satu, kita diciptakan berbeda agar dapat bersatu. Lho kok ? Sekarang coba bayangkan sepasang suami istri yang mempunyai kesamaan dalam segala hal. Hobi sama, makanan kesukaan sama, selera fashion sama, semuanya sama. Apakah itu menjamin rumah tangga mereka langgeng ? Justru sebaliknya. Kesamaan dalam segala hal akan mendorong rasa bosan. Dapat dipastikan bahwa dua orang atau lebih yang mempunyai kesamaan dalam segala hal yang berada dalam tempat dan waktu yang sama, tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. Disinilah letak manfaat dari perbedaan. Perbedaan dapat merobohkan tembok kebosanan. Keberagaman bisa menjadi lem perekat kesatuan. Lebih jauh lagi, perbedaan atau keberagaman bisa menyadarkan kita bahwa betapa besar karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Saya akan sedikit bercerita tentang kekuatan perbedaan yang saya alami sendiri. Sewaktu SMA, saya mempunyai sebuah grup band bernama Sakalangkong. Jangan dibayangkan Sakalangkong terbentuk atas dasar persamaan latar belakang. Satu per satu anggota mempunyai latar belakang berbeda. Mulai dari aliran musik, agama yang dianut, sampai ras dan suku pun kami berbeda. Ada yang ter influence rock, pop, progresiv, sampai classic. Ada yang Islam, ada pula yang Kristen. Ada yang Jawa, Batak, Arab, bahkan blasteran Indo-Belanda. Awalnya saya sedikit pesimis kelompok kami akan berkembang dengan melihat jurang perbedaan yang begitu dalam diantara kami. Namun seiring berjalannya waktu, perbedaan itulah yang menjadi kekuatan utama kelompok kami. Bisa dibayangkan, bagaimana jika rock, pop, progresiv, dan classic digabung dalam suatu komposisi musik. Ya, luar biasa. Berkat gabungan dari beberapa aliran musik tersebut, kelompok kami berhasil merajai festival untuk beberapa waktu. Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya orang Jawa, Batak, dan Arab berbincang-bincang. Ya, yang terjadi adalah saling sahut menyahut, sanggah menyanggah, yang justru menjadikan perbincangan selalu menarik dan mengundang gelak tawa. Kelompok kami pun sangat toleran dalam hal kepercayaan. Yang Kristiani selalu mengingatkan yang Muslim jika waktu shalat tiba, untuk segera menunaikan kewajibannya. Yang Muslim pun memahami dengan tidak mengadakan latihan setiap hari minggu, saat semua umat Kristen beribadah di gereja. Pada akhirnya semua perbedaan itu membuat kelompok kami selalu merasa akrab satu sama lain. Selalu ada perasaan guyub, senang, dan saling memiliki setiap kami berkumpul. Saya membayangkan jika yang terjadi pada kelompok kami juga terjadi di setiap jengkal tanah Indonesia. Tidak akan ada lagi, konflik horizontal, perusakan tempat ibadah, bentrok atas nama agama, membunuh dengan mengatasnamakan Tuhan, dan segala bentuk perbuatan yang meresahkan masyarakat. Yang terjadi di Indonesia adalah, masyarakatnya belum memandang Perbedaan sebagai alat pemersatu bangsa, Masyarakat belum sepenuhnya memahami betul seluk beluk Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga Perbedaan dijadikan alasan untuk berbuat yang tidak semestinya.
Semoga ke depan Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya menjadi jargon belaka. Lebih dari itu, Bhinneka Tunggal Ika bisa merasuk dalam setiap jiwa rakyat Indonesia. Sehingga akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang madani, tentram, guyub, gotong-royong, saling memiliki, saling tolong – menolong, dan sejahtera.
“ Tuhan tidak menciptakan Perbadaan agar kita saling membenci. Dia menciptakan perbedaan agar kita dapat bersatu dan merasa saling memiliki. “
Muhammad Guntur Kurniawan
Fakultas Ilmu Budaya
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)